Perlu listrik yang besar, boros biaya bulanan, hingga perawatan yang mahal. Anggapan lawas tersebut sering disematkan ketika kita gunakan AC di masa lampau. Beruntungnya, perkembangan teknologi pendingin udara menghapus semua anggapan usang tersebut.
Kompetisi antar produsen pendingin udara berlomba-lomba ciptakan mesin pendingin udara canggih yang dapat menambah kenyamanan dan keuntungan bagi pengguna. Berbagai kelebihan ditawarkan, mulai dari teknologi yang bisa membuat AC hemat biaya listrik, lebih cepat dingin, dan jangkauan pendinginan yang lebih jauh. Bahkan ada yang menawarkan unit yang lebih awet dan hemat biaya perawatan, hingga AC yang bisa hasilkan hembusan udara lebih sehat. Lagi-lagi alasannya adalah memanjakan konsumen.
Sayangnya semua teknologi canggih yang ditawarkan tersebut hanya jadi fitur ketika kita sebagai pengguna tidak tahu cara menggunakan AC yang tepat. Alhasil, tagihan bulanan listrik yang mahal terus berulang dan menjadi beban. Lalu bagaimana agar agar teknologi canggih AC hemat listrik bisa lebih maksimal melalui cara penggunaan yang tepat?
Mulai atur suhu
Memang, tujuan utama memakai AC adalah membuat ruangan lebih sejuk. Tapi apakah karena alasan itu kita akhirnya harus menyetel suhu pada remote di titik paling rendah, misal 16 derajat? Jawabannya sudah pasti tidak.
Selain mendapatkan kesejukan, tujuan lain kita di sini adalah lebih hemat dalam pengeluaran, khususnya penggunaan daya listrik. Ketika kita selalu memasang suhu di angka paling rendah, memang kesejukan yang kita inginkan bisa tercapai. Masalahnya tindakan itu pun jadi pemborosan.
Sebab ketika di atur pada suhu terendah, AC akan bekerja lebih keras untuk mencapai suhu yang diinginkan. Karena prinsip kerja AC adalah menyesuaikan suhu yang ada di ruangan dengan pengaturan suhu yang kita inginkan di remote. Di situlah konsumsi listrik yang dibutuhkan juga sebanding dengan kerja keras tersebut.
Jangan sepelekan perawatan
Sudah disinggung ratusan artikel bila merawat AC, servis atau membersihkannya, jadi tindakan yang tidak bisa disepelekan. Dari sebuah filter AC yang kotor, maka unit pendingin udara akan lebih keras bekerja dan akhirnya membuat pemakaian daya listrik jadi besar. Tidak hanya masalah pada unit saja, AC yang kotor pun bisa berpengaruh kepada kesehatan kita sebagai pemakai.
Pasalnya pendingin udara adalah salah satu perangkat elektronik yang bisa menjadi sarang berkumpulnya kuman dan bakteri. Masalah baru yang akan muncul pada kondisi ini adalah hadirnya biaya pengobatan yang mesti kita keluarkan ketika sakit.
Stop buka-tutup ruangan
Lagi-lagi hal ini terkait prinsip kerja AC, yaitu menyesuaikan suhu ruangan dengan suhu yang disetel pada remote. Ketika ruangan, baik pintu atau jendelanya, sering buka-tutup, sudah bisa dipastikan suhu yang ada pun akan berubah-ubah. Otomatis, AC akan selalu menyesuaikan suhu tersebut dengan suhu yang sudah disetel. Bahkan jika AC yang kita pakai tipe standar, maka kompresor akan mati-hidup dengan kondisi ini. Saat kondisi tersebut, tarikan pemakaian daya listrik yang lebih besar akan terjadi.
AC low watt atau AC inverter, semua tergantung kebutuhan
Telah diketahui jika AC low watt adalah unit yang cocok digunakan jika hunian kita berdaya listrik rendah. Sebab tipe low watt mekanisme kerjanya sebetulnya sama dengan tipe standard. Namun di tipe low watt penggunaan daya kompressornya diperkecil agar dapat lebih hemat listrik. Karena itu, gunakan AC tipe ini juga bisa menjadi cara untuk berhemat dalam kondisi tertentu.
Namun jika pemakaian pendingin udara kita lebih lama setiap harinya, maka penggunaan AC inverter bisa jadi pilihan. Memang, teknologi inverter memerlukan penggunaan daya listrik yang lebih tinggi sebagai tarikan awal ketika baru dihidupkan. Bukan tanpa alasan, karena AC inverter berusaha untuk mendinginkan ruangan sesuai dengan suhu yang diinginkan dan disetel pada remote.
Setelah mencapai suhu tersebut, kemudian kinerja AC akan dikurangi seiring dengan penggunaan watt yang rendah setelah mencapai titik stabil. Karena kemampuan tersebut, maka banyak yang bilang jika tipe AC inverter dianggap lebih hemat listrik. Alasannya karena penggunaan watt yang relatif rendah pada saat ruangan sudah dingin. Selain itu, tidak seperti AC non inverter, kompresor pada AC inverter tidak hidup-mati yang biasanya menyebabkan tarikan listrik lebih besar.
Bantu dengan kipas
Seperti telah disebutkan di poin sebelumnya, prinsip kerja AC adalah menyesuaikan suhu ruangan sesuai dengan suhu yang kita inginkan dan diatur pada remote. Sebuah pendingin udara juga berusaha maksimal untuk memberikan kesejukan ke seluruh sudut ruangan. Ketika suhu tersebut tercapai, barulah unit AC akan menurunkan pemakaian daya listriknya.
Demi mempercepat ruangan bisa cepat dingin dan tersebar ke seluruh ruangan, maka tidak salah jika kita menggunakan alat bantu kipas angin. Dengan adanya kipas angin, maka proses pendinginan ruangan akan berlangsung lebih cepat dan lebih tersebar. Unit AC pun tidak akan terlalu bekerja keras dalam melakukan fungsinya. Lebih hemat listrik, bukan !
0 Komentar